Langsung ke konten utama

Kapan Waktu Tepat Minum Obat?



Mayoritas orang awam mengonsumsi obat sesudah makan, padahal tidak semua obat waktu konsumsinya sesudah makan. Ada yang dikonsumsi saat lambung kosong, saat makan, dan sesudah makan. Jika Anda masih berpersepsi bahwa minum obat harus sesudah makan, sebaiknya mulai hapus persepsi tersebut. Karena bisa berdampak pada terapi yang terhambat dan bahkan muncul efek samping baru. Apakah yang dimaksud dengan sebelum makan adalah sesaat sebelum makan? Bukan ternyata. 
Lalu bagaimana batasan waktu yang jelas diantara ketiga waktu tersebut?

SAAT LAMBUNG KOSONG
Yang dimaksud dengan sebelum makan adalah pada saat lambung kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Kondisi saat lambung kosong digunakan untuk obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan. Misalnya beberapa antibiotik seperti tetrasiklin, eritromisin, kloramfenikol, dan azithromisin. Jika dikonsumsi bersama makanan, kadar obat yang masuk ke dalam darah dapat berkurang sehingga efek obat yang diharapkan tidak tercapai, bahkan dapat terjadi resistensi (kekebalan bakteri terhadap obat meningkat) sehingga penyakit tidak sembuh. Obat-obat maag dengan tujuan menetralisir asam lambung seperti Antasid, Ranitidin, dan Lansoprazole sebaiknya juga dikonsumsi saat lambung kosong. Antasida sebaiknya tidak dikonsumsi bersama obat-obat lain karena hampir semua obat mempunyai interaksi dengan antasida.

SAAT MAKAN
Yang dimaksud saat makan adalah sesaat sebelum makan, kurang lebih 10-15 menit sebelum makan atau 10-15 menit sesudah makan. Obat-obat yang dikonsumsi bersama makanan adalah golongan obat antidiabetes seperti glibenklamid dan glimepiride.

SESUDAH MAKAN
Yang dimaksud dengan sesudah makan adalah 30-60 menit sesudah selesai makan. Biasanya dilakukan untuk obat-obat yang mengiritasi lambung seperti asam mefenamat, piroksikam, dan deksamethason. Juga dilakukan untuk obat-obat yang penyerapannya terbantu dengan adanya makanan seperti fenitoin dan propranolol.

INTERVAL WAKTU
Selain memperhatikan waktu mengonsumsi obat, perhatikan pula interval waktu konsumsi obat. Jika obat diminta diminum 2 kali sehari, maka interval yang tepat adalah setiap 12 jam. Jika dikonsumsi pukul 7 pagi, maka baru dikonsumsi lagi pukul 7 malam. Hal ini terkait dengan ketersediaan obat di dalam tubuh. Tujuan diminum 2 kali atau 3 kali adalah untuk menjaga kadar obat di dalam tubuh berada dalam kadar kisaran terapi, yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan. Hal ini tergantung dari sifat dan jenis obatnya. Nah, jika obat yang mestinya diminum 2 kali sehari diminum pagi dan siang (jarak hanya 6 jam), maka mungkin dapat menumpuk kadarnya dalam tubuh yang bisa memberikan efek tidak diinginkan, sementara interval waktu minum berikutnya menjadi terlalu panjang yang memungkinkan kadar obat dalam darah sudah minimal atau bahkan dibawah rentang terapi sehingga tidak berefek.


Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWAS, JANGAN KELIRU PILIH OBAT BATUK YA!

Batuk dan pilek adalah respon dari sistem kekebalan tubuh yang diserang oleh  virus  (bukan bakteri) berupa pembengkakan dan peradangan pada tenggorokan dan membran hidung. Biasanya yang muncul paling awal adalah pilek baru kemudian si batuk menyusul. Kali ini fokusnya lebih ke arah batuk karena sering salah kaprahnya disini karena batuk yang berbeda cara pengobatannya juga berbeda lho. Kalau salah bisa jadi malah kita yang tersiksa. Macam Batuk: Batuk kering  : Batuk tanpa dahak, rasanya gatal tapi nggak bisa digaruk. Biasanya terjadi karena iritasi debu, asap, GERD/aliran asam lambung dan makanan kembali ke kerongkongan. Selain itu bisa juga karena penggunaan obat-obat hipertensi ACE inhibitor seperti Captopril, Lisinopril, Benazepril, dan -pril yang lain. Batuk jenis ini HARUS DITEKAN. Batuk berdahak :  Batuk produktif. Dahak yang keluar bisa dari sinus, hidung, kerongkongan, dan paru-paru. Batuk jenis ini TIDAK BOLEH DITEKAN karena fungsinya untuk ...